tag:blogger.com,1999:blog-43370112293056238942024-03-13T20:31:10.337-07:00Pertanian di indonesia informasi tentang perkembangan pertanian di indonesia dan masalah masalah pertanian di indonesia .Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.comBlogger10125tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-36640988389553294562013-03-21T03:04:00.000-07:002013-03-21T03:04:04.850-07:00tips menanam cabe <div class="genbu-rating-review" itemscope="" itemtype="http://data-vocabulary.org/Review">
<span itemprop="itemreviewed"> </span></div>
<div class="genbu-rating-review" itemscope="" itemtype="http://data-vocabulary.org/Review">
<span itemprop="itemreviewed">Tips Mudah Cara Menanam Cabe</span> Tips Mudah <strong>Cara Menanam Cabe</strong>.
Cabe memang terkadang menjadi komoditas yang sangat menguntungkan, buah
yang rasanya pedas ini memang tidak terlewatkan dalam beberapa makanan
di nusantara. Nah kali ini kita akan membahas bagaimana cara menanam
cabe dengan baik dan benar. Dibandingkan tanaman lainnya, tanaman cabe
merupakan tanaman yang memerlukan perawatan dengan keahlian yang baik
dan teratur agar bisa panen sesuai harapan para penanamnya. Nah ini dia,
<a href="http://klikpintar.com/pertanian/tips-mudah-cara-menanam-cabe/">cara menanam cabe</a>.<a name='more'></a></div>
<h2 style="text-align: justify;">
Cara Menanam Cabe : Syarat Tumbuh</h2>
<div style="text-align: justify;">
1. Tanah</div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu syarat dalam cara menanam
cabe yang baik adalah tanah. Tanah yang direkomendasikan untuk menanam
cabe adalah tanah yang gembur dan juga subur dan kaya dengan zat makan
(zat hara). Juga tanah yang baik dalam persoalan pembuangan/sirkulasi
air yang baik dan tidak menggenang. Usahakan diberi banyak humus.
Tanaman cabe juga bisa ditanam di daratan rendah ataupun daratan tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Iklim</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanaman cabe bisa hidup di daerah yang banyak hujan atau kurang hujan dengan suhu udara berkisar antara 25 – 31 derajad celcius.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bila bibit sudah diperoleh, Bibit
tanaman cabai rawit yang telah berumur 1 bulan segera ditanam dan
dilakukan pada sore hari agar tidak layu. ciri – ciri bibit yang siap
tanam adalah sebagai berikut (umur 1 bulan) :
<div>
• tidak terserang hama dan penyakit</div>
<div>
• pertumbuhan tanaman seragam</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam cara menanam cabe yang baik,
usahakan jangan terlalu rapat jaraknya agar mengurangi serangan hama
penyakit dan memudahkan perawatan tanaman cabe nantinya. Hal ini juga
bisa diaplikasikan dengan cara menanam satu baris saja dalam satu gulut.
Jarak tanam yang ideal 60 x 60 cm. Hal ini juga dipengaruhi oleh musim,
jika musim kemarau menanam cabe dengan jarak agak rapat mungkin tidak
akan terlalu bermasalah, tetapi jika pada musim penghujan akan
menyebabkan tanaman cabe mudah terserang penyakit jamur jika terlalu
rapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Menanam Cabe
<div>
• Siram bibit cabe</div>
<div>
• Pilih bibit yang akan ditanam</div>
<div>
• Lepaskan polibag atau pelastik dari bibit</div>
<div>
• Padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang agar tidak rebah</div>
<div>
<a href="http://klikpintar.com/pertanian/tips-mudah-cara-menanam-cabe/attachment/cara-menanam-cabe/" rel="attachment wp-att-653"><img alt="cara menanam cabe" class="aligncenter size-full wp-image-653" height="336" src="http://klikpintar.com/wp-content/uploads/2013/01/cara-menanam-cabe.jpg" width="448" /></a></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kita mempelajari cara menanam
cabe, kita pelajari lagi ke dalam masa vegetatif atau masa sebelum
berbunga, yang paling penting untuk difokuskan adalah unsur makro
tanaman. Pada fase ini tanaman cabe membutuhkan asupan unsur N yang
cukup dan pengairan yang baik. Gunakan ZPT berbahan aktif GIBERALIN, dan
jangan lupa pemupukan dilakukan dengan baik karena nutrisi sangat
dibutuhkan dalam masa ini. Dan hentikan pemakaian giberalin ketika masa
berbunga karena akan membuat bunga rontok. Rumput liar yang tumbuh
disekita tanaman harus dicabit atau di siang dengan kored atau sabit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menghindari lalat buah, kita
bisa menyemprotkan pestisida yang baunya menyengat sehingga lalat buah
tidak suka. Selain itu jika ada buah yang sudah terserang segeralah
petik buang jauh. Cara mengatasi penyakit antraknose (pathek) untuk
mengatasinya gunakanlah varietas yang tahan dan penyemprotan pestisida
secara rutin untuk pencegahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nah itulah artikel cara menanam cabe semoga bermanfaat.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-72119520543357968762013-03-21T02:58:00.005-07:002013-03-21T02:58:52.787-07:00budidaya cabe merah <div style="text-align: center;">
budidaya cabe merah </div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Salam Pertanian !! Dalam kesempatan kali ini akan berbagi tip<span style="color: black;">s menanam cabe secara organik akan tetapi hanya memiliki lahan
sempit. Budidaya cabe dalam polibag atau pot sebagai solusinya. Tanaman
cabe yang tumbuh subur dalam pot bisa digunakan sebagai hiasan halaman
atau teras rumah.</span></div>
<a name='more'></a><br />
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<a href="http://lh5.ggpht.com/-42iCYJRX6kA/UH9isAldy5I/AAAAAAAABPw/QNyjyUIlM00/s1600-h/cabe-organik-dalam-pot-polybag%25255B4%25255D.jpg"><img alt="cabe-organik-dalam-pot-polybag" border="0" height="276" src="http://lh6.ggpht.com/-fIgFF4LkZjs/UH9i12Tn83I/AAAAAAAABP4/R2GknE0I48g/cabe-organik-dalam-pot-polybag_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800" style="border-color: -moz-use-text-color; border-style: none; border-width: 0px; display: block; float: none; margin-left: auto; margin-right: auto;" title="cabe-organik-dalam-pot-polybag" width="367" /></a> </div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Cabai
yang tumbuh subur secara organik bisa kita gunakan untuk keperluan
memasak sendiri dan sisanya bisa kita bagi ke tetangga. Bahkan jika kita
menanam sampai ratusan polibag kita bisa menjual hasil panen kita.
Jika kita menanam secara benar, produksi budidaya cabe organik dalam
polibag tidak kalah dengan yang ditanam dilahan. Justru menurut
pengalaman maspary menanam cabe organik dalam polibag atau pot lebih
mudah pengelolaannya dalam hal pemupukan maupun pengendalian hama
penyakit.</div>
<div align="justify">
Hal-hal yang perlu kita persiapkan sebelum kita menanam cabe organik dalam pot/ polibag adalah:</div>
<ol>
<li> <div align="justify">
Polibag atau pot yang tidak terlalu kecil minimal diameter 25 cm, kalau cabe rawit harus lebih besar lagi lebih dari 35 cm </div>
</li>
<li> <div align="justify">
Media tanam berupa tanah yang telah dicampur dengan pupuk organik dengan perbandingan 1 : 1 </div>
</li>
<li> <div align="justify">
Ember dan gayung/ gembor.</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Handsprayer </div>
</li>
<li> <div align="justify">
Benih cabe</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Pestisida organik (beberapa telah maspary tulis pada artikel yang lalu)</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Pupuk
organik cair seperti Solbi agro, bisa juga kita gunakan MOL
/mikroorganisme lokal. Juga telah maspary tulis beberapa jenis MOL dan
fungsinya.</div>
</li>
</ol>
<div align="justify">
Cara Penanam cabe organik dalam pot/ polybag :</div>
<ol>
<li> <div align="justify">
Semai
dulu biji cabe yang telah kita persiapkan. Benih cabe bisa kita beli di
kios pertanian atau membuat sendiri dengan mensortir cabe yang bagus,
kita ambil bijinya lalu kita kering anginkan. Penyemaian bisa kita
lakukan di pot, polybag atau tempayan serta wadh yang lain.</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Sementara
menunggu bibit cabe siap sebaiknya kita persiapkan media semai dalam
polybag atau pot. Jangan lupa tanahnya kita campur dengan pupuk organik
dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu media kita siram dengan PGPR.</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Setelah
berdaun lima (kira-kira umur 3-5 minggu) cabe kita tanam dalam media
polybag atau pot yang telah kita persiapkan. 2-3 hari sebelum kita
tanami bibit cabe media tanam dalam polybag sebaiknya kita siram dengan
larutan MOL sampai basah</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Setelah
kita tanam sebaiknya polybag/ pot kita letakkan di tempat yang teduh
sampai kira-kira 1 minggu, baru kita tempatkan pada lokasi yang dapat
cahaya penuh. Jangan letakkan tempat yang teduh terus, nanti tanaman
cabe akan mengalami etiolase (panjang dan lemas tapi buah sedikit).</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Rawat
tanaman cabe secara hati-hati, siram jika tanahnya kering dan minimal 1
minggu sekali kita siram dengan MOL dan kita semprot dengan pestisida
nabati yang dengan mudah bisa kita buat sendiri.</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Buang tunas air/ tunas yang tumbuh di bawah cabang pertama.</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Amati
adanya serangan hama dan penyakit, jika terjadi gejala serangan harus
cepat kita atasi secara mekanik (kita ambil hama dan daun yang terserang
tersebut, lalu kita pisahkan tanaman yang sehat dan yang sakit agar
mudah dalam pengelolaan hama maupun penyakit). Jika musim kemarau
sebaiknya sering disiram daunnya untuk mengurangi serangan kutu,
sebaliknya jika musim hujan harus kita perjarang tanaman cabe kita agar
tidak terlalu rimbun.</div>
</li>
<li> <div align="justify">
Tunggu sampai tanaman cabe berbuah dan bisa kita petik serta kita nikmati pedasnya.</div>
</li>
</ol>
<div align="justify">
Sebelumya maspary minta maaf kalau tips yang maspary tulis tentang budidaya cabe organik dalam polybag/ pot di <a href="http://www.gerbangpertanian.com/" target="_blank">Gerbang Pertanian</a>
ini tidak terlalu mendetail. karena kalau terlalu mendetail namanya
bukan ngeblog lagi tetapi menulis buku. Sebenarnya maspary juga berniat
menampilkan foto-foto tanaman cabe organik dalam polybag/ pot yang telah
maspary tanam dan telah berbuah, tetapi kabel data kamera saya
ketriwal/ hilang belum ketemu jadi gagal deh. Semoga artikel ini bisa
bermanfaat bagi petani Indonesia dan masyarakat kota maupun desa yang
hobi dengan tanaman cabe.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-13520001944292396852012-12-06T21:44:00.001-08:002013-03-21T02:39:31.120-07:00PERKEMBANGAN PRTANI ORGANIK <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="wrapper" style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<br />
<header>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;">
<tbody>
<tr><td></td></tr>
</tbody></table>
</header><section id="content"><div class="maincol_w_right">
<div class="cont">
<div class="item-page">
<h2>
Perkembangan Pertanian Organik di Indonesia</h2>
<b><span lang="ES-BO" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pertanian organik</span></b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="ES-BO" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"> adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan sintetis. <b><span style="font-family: Arial;">Tujuan utama</span></b>
dari pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian,
terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya
serta tidak merusak lingkungan. Diperoleh informasi bahwa makin banyak
petani terutama di daerah produksi sayuran yang keracunan pestisida dan
cukup tinggi kadar racun di dalam darah petani yang bersangkutan.</span></span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Konsumen
yang menyadari pentingnya keamanan pangan makin banyak. Selain itu
persyaratan bahwa produk-produk pertanian harus dihasilkan dari sistem
yang ramah lingkungan (eco -labelling) makin intensif diperhatikan.
Pertanian organik memang ditujukan untuk menghasilkan produk-produk
pertanian yang aman dikonsumsi dan aman terhadap lingkungan. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><img border="0" height="270" src="http://agrikencanaperkasa.com/images/menanam-padi-di-sawah-cijapun.jpg" style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" width="412" /></span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-top: 6pt;">
<span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Bahan pangan yang diinginkan selain aman dikonsumsi juga harus dapat mendukung terwujudnya hidup sehat bagi konsumennya. </span><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Untuk
itu diperlukan kandungan gizi, mineral, vitamin yang cukup dan
berimbang. Yang sering terlupakan adalah defisiensi beberapa mineral
seperti yodium, seng, tembaga, besi dan lain-lain. Hal ini terjadi
karena sebagian besar tanah pertanian kita defisiensi unsur-unsur
tersebut atau unsur-unsur tersebut tidak dapat diserap tanaman.
Pemakaian bahan organik yang tinggi dapat pula mengikat unsur-unsur ini
sehingga untuk sementara tidak dapat diserap tanaman. Kalau bahan pangan
seperti ini dikonsumsi maka konsumennya besar kemungkinan mengalami
defisiensi unsur/mineral ini. Oleh karena itu berbagai kemungkinan ini
perlu diperhatikan dengan seksama dalam penerapan pertanian organik di
Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Tanah
yang mempunyai kandungan bahan organik yang cukup dan sehat merupakan
media hidup mikroba yang sangat baik dan dari berbagai reaksi biokimia
yang berlangsung didalam tanah ini dihasilkan keseimbangan kimia dan
biologis yang saling menyehatkan, sehingga pemakaian pestisida akan
sangat dikurangi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="PT-BR" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">MASA SEBELUM VARIETAS BERDAYA HASIL TINGGI</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="PT-BR" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Varietas
unggul berdaya hasil tinggi, terutama pada tanaman pangan utama seperti
padi, gandum, jagung, sorgum dan ubi kayu mulai berkembang dalam tahun
1960-an. Sebelumnya digunakan varietas tradisional atau varietas unggul
yang berdaya hasil sedang atau rendah. Varietas-varietas ini umumnya
kurang responsif terhadap pemupukan an-organik. Pada masa itu pupuk
an-organik yang banyak dipakai adalah ZA, DS, dan ES dengan dosis
rendah. Pemakaian Urea dan TSP masih sangat terbatas. Tanaman yang
relatif banyak menggunakan pupuk an-organik adalah tebu. </span><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pupuk organik seperti pupuk kandang kompos, pupuk hijau, dan tulang hewan relatif banyak digunakan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pemakaian
pestisida buatan pun sangat terbatas. Pestisida nabati juga dipakai
secara terbatas. Gangguan hama tanaman juga rendah dan dapat diatasi
dengan pestisida nabati. Gangguan hama yang relatif banyak oleh tikus,
burung, walang sangit, belalang dan kutu. Pengetahuan tentang parasit
dan predator hama sudah ada meskipun belum berkembang seperti sekarang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pada
masa itu pertanian organik dilakukan secara alami. Produksi dan
produktifitas tanaman relatif rendah, namun jumlah penduduk juga masih
sedikit.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<b><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">MASA VARIETAS BERDAYA HASIL TINGGI</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="FI" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Masa
ini dimulai sejak ditemukan dan dikembangkan varietas-varietas seperti
IR-8, IR-5, IR-20, Pelita I, dan seterusnya terutama di Asia,
varietas-varietas gandum, jagung dan sorgum di Amerika dan Eropa serta
belakangan di Asia.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="IT" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Berbagai
varietas ini mempunyai daya hasil tinggi. Untuk mendukung daya hasil
yang tinggi ini tanaman harus menyerap berbagai unsur hara terutama hara
makro dalam jumlah besar. Keperluan hara yang relatif besar ini tidak
dapat dipenuhi oleh tanah dan bahan organik yang ada ditanah yang
bersangkutan. Terlebih lagi kebutuhan hara yang besar tersebut tidak
konstan antar berbagai phase perkembangan tanaman. Untuk itu diperlukan
tambahan berupa pupuk an-organik yang lebih mudah larut dan diambil
tanaman antara lain : Urea dan TSP. Pupuk an-organik yang diperlukan
volumenya relatif kecil, sehingga mudah dalam penggunaannya. Dengan
tidak terasa pemakaian pupuk an-organik ini menggeser pemakaian pupuk
organik, sehingga nyaris tersingkir dan terlupakan. Terlebih lagi,
ketika pupuk an-organik diproduksi dalam jumlah yang sangat besar secara
efisien, bersubsidi, sehingga harganya murah, sehingga makin melupakan
pupuk organik. Sebetulnya pemakaian pupuk an-organik akan lebih efisien
bila dikombinasikan dengan pupuk organik dan tidak bermaksud
menyingkirkan pupuk organik.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="IT" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Bersamaan
dengan itu, pengembangan varietas berdaya hasil tinggi ini merubah
beberapa sifat tanaman antara lain : lebih peka terhadap hama atau
penyakit tertentu. Jaringan tanaman menjadi lebih lunak dan lebih
disukai hama atau patogen. Sedangkan gene yang membawa sifat tahan belum
dikenal dan belum dimanfaatkan pada awal-awal masa ini. Gangguan
beberapa hama merebak luas dalam waktu yang relatif singkat dan
mengancam produksi dan persediaan bahan pangan. Sementara ini jumlah
penduduk meningkat cukup pesat. Penemuan gene tahan hama dan
pembaurannya kedalam varietas berdaya hasil tinggi memerlukan waktu yang
relatif panjang, membuka peluang bagi pemakaian pestisida sintetis
secara besar-besaran. Pemakaian pestisida nabati tidak mampu berkembang
secara cepat, karena berbagai kelemahannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="IT" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Pemakaian
pestisida sintetis juga berakibat buruk terhadap musuh alami dari hama,
sehingga pemakaiannya makin banyak. Sedemikian parahnya gangguan hama,
maka pembakaran jerami dilakukan yang semakin melemahkan arti musuh
alami dan menguras kandungan bahan organik tanah. Tidak dapat dipungkiri
setelah diperoleh varietas tanaman berdaya hasil tinggi yang tahan
terhadap gangguan hama tertentu, ikut menghambat penggunaan pestisida
sintetis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Kesadaran
akan bahaya penggunaan pestisida sintetis muncul setelah berbagai
kegagalan dan kerusakan akibat penggunaan varietas unggul dan pestisida
sintetis. Penggunaan pestisida sintetis tidak hanya berdampak pada hama,
tetapi juga terhadap lingkungan dan terutama terhadap kesehatan petani
(pemakai pestisida) dan konsumen.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sampai
sekarang penggunaan pestisida sintetis dan pupuk an-organik/sintetis
dan varietas berdaya hasil tinggi masih berlangsung meskipun makin
disadari beberapa kelemahannya disamping keunggulannya. Selama masa ini
pada banyak sistem produksi pertanian, pemakaian pupuk organik dapat
dikatakan tidak dilakukan, kecuali pada tanaman sayuran. Akibatnya, pada
tahun 1988, terdeteksi lebih dari 66% sampel tanah sawah mempunyai
kandungan bahan organiknya kurang dari satu persen yang mengindikasikan
bahwa tanah dalam keadaan kritis. Kekritisan ini masih berlangsung
kearah semakin kritis sampai saat ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Namun
demikian, beberapa tanaman tradisional di beberapa sentra produksinya
masih menerapkan pertanian organik secara alami, misalnya duku, manggis,
durian, salak, nangka, padi huma dan lain-lain.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dibeberapa
tempat secara terbatas pertanian organik moderen sudah muncul sejak
tahun 1950-an misalnya di Rodhale Institute di New York dan petani
tertentu di Jepang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<b><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">PERTANIAN ORGANIK MODEREN</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Beberapa
tahun terakhir, pertanian organik moderen mulai masuk dalam sistem
pertanian Indonesia secara sporadis dan kecil-kecilan. Pertanian organik
moderen berkembang secara ilmiah dan sadar untuk memperoleh hidup sehat
melalui bahan pangan aman bagi kesehatan dan sistem produksi yang ramah
lingkungan serta aman terhadap siapapun, terutama produsen. Pertanian
organik moderen masih belum banyak dikenal, masih banyak dipertanyakan.
Konsepsinya masih berkembang. Penekanan sementara ini lebih kepada
meninggalkan pemakaian pestisida sintetis. Dengan makin berkembangnya
pengetahuan dan teknologi tentang kesehatan, lingkungan hidup,
mikrobiologi, kimia, molekuler biologi, biokimia dan lain-lain,
pertanian organik akan terus berkembang. Banyak hal yang masih harus
diteliti dan dikembangkan agar tujuan pertanian organik tercapai dan
kecukupan penyediaan bahan hasil pertanian terpenuhi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 6pt;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Dalam
perdagangan produk pertanian organik diperlukan jaminan bagi konsumen,
karena sulit membedakan produk pertanian organik dari non organik secara
kasad mata (visual). Untuk itu diperlukan labeling. Indonesia belum
mempunyai lembaga sertifikasi yang mampu/terakreditasi untuk memberikan
label dimaksud. Sementara ini masih menggunakan lembaga dari negara
lain, meskipun inspekturnya warga negara Indonesia asli.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: medium none; line-height: 150%; margin-top: 6pt; padding: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">Sosialisasi
dan pengembangan berbagai lembaga pendukung pertanian organik masih
harus digencarkan demi kesejahteraan petani produsen, keamanan/kesehatan
konsumen dan kelestarian lingkungan hidup yang sehat.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="border: medium none; line-height: 150%; margin-top: 6pt; padding: 0in;">
<br /></div>
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"> </span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;"></span><br />
<hr size="1" width="33%" />
<span style="font-family: Arial; font-size: 10pt;">
</span></div>
</div>
</div>
</div>
</section></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-43363036073571828242012-12-06T21:38:00.003-08:002013-03-21T02:46:49.490-07:005 masalah pertanian di indonesia<div style="text-align: justify;">
</div>
<div id="container" style="text-align: justify;">
<div id="wrapper" style="text-align: justify;">
<div>
<b><b><span style="color: magenta;">5 masala<span style="color: magenta;">h pertania<span style="color: magenta;">n di i<span style="color: magenta;">ndonesia </span></span></span></span></b></b></div>
<div id="header">
<div id="content-detail">
<div class="app">
</div>
<span class="posting"><b></b></span><br />
<div class="fb-like fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" data-font="lucida grande" data-send="true" data-show-faces="false" data-width="450">
<span style="height: 24px; width: 450px;"></span></div>
<div style="float: left; margin: 5px;">
<span class="image">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4337011229305623894" id="galeri" style="text-decoration: none;">
</a></span></div>
Pembangunan pertanian di Indonesia dengan prinsip
kemandirian dan berkelanjutan senantiasa harus diwujudkan dari waktu ke
waktu, sebagai prasyarat bagi keberlanjutan eksistensi bangsa dalam
mengatasi ancaman kelangkaan pangan dunia yang dampaknya semakin
terlihat nyata. Berkaca dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama
Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vladivostok, Rusia, 8-9 September lalu,
yang mengangkat tema ancaman krisis pangan global, perhatian terhadap
masalah krisis pangan harus lebih ditingkatkan.<br />
<a name='more'></a><br />
Tema krisis
pangan kembali mengemuka setelah jumlah penduduk dunia diperkirakan akan
melonjak menjadi 9 miliar pada tahun 2050, naik sebelumnya 7 miliar
pada tahun 2011. Perhatian terhadap masalah tersebut semakin bertambah
menguat akibat ancaman krisis pangan kini semakin membesar, terutama
setelah Organisasi Pangan dan Pertanian pada Agustus lalu mengeluarkan
laporan kenaikan harga-harga pangan dan Departemen Pertanian Amerika
Serikat kembali merevisi angka estimasi penurunan produksi pangan,
terutama biji-bijian. Bahkan, FAO secara serius mengingatkan Indonesia
tentang ancaman krisis pangan ini.<br />
Laporan Organisasi Pangan dan
Pertanian (FAO) menyebutkan bahwa kenaikan harga pangan biji-bijian
dunia telah mencapai 17 persen (38 poin dalam indeks harga) dibandingkan
dengan harga bulan Juni 2012. Departemen Pertanian AS (USDA) juga telah
merevisi estimasi produksi jagung, yang diperkirakan menurun 17 persen
pada Agustus 2012 karena kekeringan yang sangat dahsyat. Harga jagung di
tingkat internasional juga telah meningkat sampai 23 persen. Bahkan,
kenaikan harga jagung tercatat 46 persen jika dibandingkan dengan harga
pada Mei 2012. Kenaikan harga jagung masih akan terus berlangsung karena
sekitar 42 persen jagung dunia dihasilkan oleh AS, terutama di daerah
Midwest, yang kini bermasalah karena kekeringan hebat.<br />
Kekeringan
hebat yang melanda Rusia, sebagai salah satu produsen gandum dunia,
sehingga telah menaikkan harga gandum sampai 19 persen. Stok gandum
dunia diperkirakan menurun menjadi 179 juta ton sehingga volume yang
diperdagangkan pun akan menurun, yang akan mengerek harga gandum lebih
tinggi lagi. Dengan ketergantungan 100 persen pada gandum impor, dan
total impor gandum Indonesia yang mencapai 6,6 juta ton (naik 6,2
persen), kenaikan harga tepung terigu di dalam negeri akan memiliki
dampak berantai yang pasti berpengaruh terhadap kinerja sektor riil di
Indonesia.<br />
Tingkat produksi Rusia pada tahun 2012 diperkirakan
angkanya akan mencapai 70-75 juta ton gandum dibandingkan pada tahun
sebelumnya sebesar 94 juta ton. Kondisi ini ternyata mengindikasikan
bahwa krisis pangan kini telah menjadi ancaman serius bagi sebagian
besar penduduk dunia.<br />
Indonesia sebenarnya memiliki pengalaman
yang baik dalam merumuskan respons kebijakan dalam meredam dampak krisis
pangan global 2008-2009. Kebetulan juga musim hujan cukup bersahabat
sehingga produksi beras, sebagai pangan pokok, juga meningkat bahkan di
atas 6 persen. Perum Bulog juga mampu melakukan manajemen logistik beras
dan penyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin). Kini, musim hujan di
Indonesia diperkirakan masih akan terlambat sehingga kinerja produksi
pangan tak sebaik tahun 2008-2009.</div>
<div id="content-detail">
<b>5 (lima) Masalah Pembangunan Pertanian </b><br />
<br />
Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam masalah yang dihadapi, <b>masalah Pertama</b>
yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian.
Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita sudah mengalami
degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian
pupuk an-organik. Berdasarkan Data Katalog BPS, Juli 2012, Angka Tetap
(ATAP) tahun 2011, untuk produksi komoditi padi mengalami penurunan
produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai 65,76 juta ton dan
lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010. Jagung sekitar 17,64
juta ton pipilan kering atau 5,99 persen lebih rendah tahun 2010, dan
kedelai sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau 4,08 persen lebih
rendah dibandingkan 2010, sedangkan kebutuhan pangan selalu meningkat
seiring pertambahan jumlah penduduk Indonesia.<br />
Berbagai hasil
riset mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif di
Indonesia, terutama di Pulau Jawa telah menurun produktivitasnya, dan
mengalami degradasi lahan terutama akibat rendahnya kandungan C-organik
dalam tanah yaitu kecil dari 2 persen. Padahal, untuk memperoleh
produktivitas optimal dibutuhkan kandungan C-organik lebih dari 2,5
persen atau kandungan bahan organik tanah > 4,3 persen. Berdasarkan
kandungan C-organik tanah/lahan pertanian tersebut menunjukkan lahan
sawah intensif di Jawa dan di luar Jawa tidak sehat lagi tanpa diimbangi
pupuk organik dan pupuk hayati, bahkan pada lahan kering yang ditanami
palawija dan sayur-sayuran di daerah dataran tinggi di berbagai daerah.
Sementara itu, dari sisi kuantitasnya konfeksi lahan di daerah Jawa
memiliki kultur dimana orang tua akan memberikan pembagian lahan kepada
anaknya turun temurun, sehingga terus terjadi penciutan luas lahan
pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan bangunan dan industri.<br />
<b>Masalah kedua</b>
yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan
infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah
pembangunan dan pengembangan waduk. Pasalnya, dari total areal sawah di
Indonesia sebesar 7.230.183 ha, sumber airnya 11 persen (797.971 ha)
berasal dari waduk, sementara 89 persen (6.432.212 ha) berasal dari
non-waduk. Karena itu, revitalisasi waduk sesungguhnya harus menjadi
prioritas karena tidak hanya untuk mengatasi kekeringan, tetapi juga
untuk menambah layanan irigasi nasional. Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) menyatakan, 42 waduk saat ini dalam kondisi waspada
akibat berkurangnya pasokan air selama kemarau. Sepuluh waduk telah
kering, sementara 19 waduk masih berstatus normal. Selain itu masih
rendahnya kesadaran dari para pemangku kepentingan di daerah-daerah
untuk mempertahankan lahan pertanian produksi, menjadi salah satu
penyebab infrastruktur pertanian menjadi buruk.<br />
Selanjutnya, <b>masalah ketiga </b>adalah
adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri utama pertanian
modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan
yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk
pertanian kita baik komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan,
perkebunan dan peternakan harus menghadapi pasar dunia yang telah
dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki standar tertentu. Tentu saja
produk dengan mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang
menggunakan muatan teknologi standar. Indonesia menghadapi persaingan
yang keras dan tajam tidak hanya di dunia tetapi bahkan di kawasan
ASEAN. Namun tidak semua teknologi dapat diadopsi dan diterapkan begitu
saja karena pertanian di negara sumber teknologi mempunyai karakteristik
yang berbeda dengan negara kita, bahkan kondisi lahan pertanian di tiap
daerah juga berbeda-beda. Teknologi tersebut harus dipelajari,
dimodifikasi, dikembangkan, dan selanjutnya baru diterapkan ke dalam
sistem pertanian kita. Dalam hal ini peran kelembagaan sangatlah
penting, baik dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang memenuhi
kebutuhan petani maupun dalam pemberdayaan masyarakat. Lembaga-lembaga
ini juga dibutuhkan untuk menilai respon sosial, ekonomi masyarakat
terhadap inovasi teknologi, dan melakukan penyesuaian dalam pengambilan
kebijakan mekanisasi pertanian<br />
Hal lainnya sebagai <b>masalah keempat</b>,
muncul dari terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan.
Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas sehingga
produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial.
Mengingat keterbatasan petani dalam permodalan tersebut dan rendahnya
aksesibilitas terhadap sumber permodalan formal, maka dilakukan
pengembangkan dan mempertahankan beberapa penyerapan input produksi
biaya rendah (<i>low cost production</i>) yang sudah berjalan
ditingkat petani. Selain itu, penanganan pasca panen dan pemberian
kredit lunak serta bantuan langsung kepada para petani sebagai
pembiayaan usaha tani cakupannya diperluas. Sebenarnya, pemerintah telah
menyediakan anggaran sampai 20 Triliun untuk bisa diserap melalui tim
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bank BRI khusus Kredit Bidang Pangan dan
Energi.<br />
Yang terakhir menyangkut, <b>masalah kelima</b>
adalah masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga
menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena
pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan. <br />
Pada
dasarnya komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik
untuk hasil pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga
untuk sifat dari kegiatan usaha tani tersebut, sehingga dalam melakukan
kegiatan usaha tani diharapkan dapat dilakukan dengan seefektif dan
seefisien mungkin, dengan memanfaatkan lembaga pemasaran baik untuk
pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahannya. Terlepas dari
masalah-masalah tersebut, tentu saja sektor pertanian masih saja menjadi
tumpuan harapan, tidak hanya dalam upaya menjaga ketahanan pangan
nasional tetapi juga dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan
masyarakat dan penyumbang devisa bagi negara.</div>
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-79105864227836048662012-12-06T21:29:00.001-08:002013-03-21T02:40:57.248-07:00kondisi pertanian <span style="color: magenta;">
</span>
<br />
<div class="ban2">
<span style="color: magenta;"><a href="http://paskomnas.com/id/berita/Kondisi-Pertanian-Indonesia-saat-ini-Berdasarkan-Pandangan-Mahasiswa-Pertanian-Indonesia.php" target="_self" title=""><img alt="" border="0" height="117" src="http://paskomnas.com/images/banners/Berita-1.jpg" width="842" /></a></span></div>
<span style="color: magenta;">
</span>
<br />
<h1>
<span style="color: magenta;">Kondisi Pertanian Indonesia saat ini “Berdasarkan Pandangan Mahasiswa Pertanian Indonesia”</span></h1>
<span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Sektor
pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor
yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam
pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain
tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program
pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin
menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini
merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan
sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. </span></span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Perjalanan
pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat
menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan
petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian
di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional.
Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di
Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya
Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang
cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk
Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam
penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai
saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk
golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu
bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor
pertanian keseluruhan.</span></span><br />
<span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Pembangunan
pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya
terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta
pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia
sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala
kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih
sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya
lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga
menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi),
(g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar
komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh
pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang
merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan
permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di
Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi
lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya
penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim
tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan
petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah
untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah
pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia
yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.</span></span><br />
<span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Pembangunan
pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada
tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang
mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan
pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk
mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi
dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja
dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing
tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta
pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja
keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi
pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor
penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa
rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari
pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam
Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi
pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut: </span></span><br />
<ol>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Optimalisasi
program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut
pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah
lingkungan.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang. </span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Penguatan
sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program
insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan
jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan
industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah
akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Perbaikan
infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang
berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal
hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Memposisikan
pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan
perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Mewujudkan segera reforma agraria.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Perimbangan
muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan
konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh
media massa yang ada.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Bimbingan
lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui
penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa
pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill,
entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan
pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara
dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu
penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian,
pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi
muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi,
minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan
generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan
kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti
olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp,
dan lain-lain.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Membrantas mafia-mafia pertanian. </span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Melibatkan
mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan
bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam
kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program
kemahasiswaan.</span></span></li>
</ol>
<span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Banyak
hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa
yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan
utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal
itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan
untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan
adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi
keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian
harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat
menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui
pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan.
Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan desentralistik. @diperoleh dari berbagai sumber).</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Kriteria Menteri Pertanian Indonesia</b></span><br />
<ol>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Berani turun secara langsung kelapangan melihat kondisi permasalahan pertanian di Indonesia.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Mampu menjadikan pertanian sebagai leading sector perekonomian bangsa.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Berlatar belakang pendidikan pertanian serta menguasai ilmu pertanian terapan dan teknis.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Bersedia
berkomunikasi dan bekerjasama serta mengikutsertakan petani, mahasiswa,
institusi, dan instansi pertanian dalam pengambilan kebijakan.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Membuat dan mampu mengawal kebijakan-kebijakan yang berpihak pada upaya pembangunan pertanian dan kepentingan petani.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Berpengalaman dan berdedikasi di bidang pertanian.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Memiliki track record yang baik (tidak pernah terlibat kasus hukum).</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Loyal terhadap pemerintah dan NKRI.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Mewujudkan program wilayah bebas korupsi (wbk) di Departemen Pertanian.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Berani bertindak cepat dan tepat dalam mengambil keputusan untuk kemajuan pertanian Indonesia.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia pada tahun 2014.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Berani membuat program peningkatan kesejahteraan untuk petani.</span></span></li>
<li><span style="color: magenta;"><span style="font-size: x-small;">Berani
membuat kebijakan bersama dengan Departemen Pendidikan Nasional agar
dunia pendidikan pertanian lebih diperhatikan dan maju.</span></span></li>
</ol>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-74364611301310835842012-12-06T21:19:00.000-08:002013-03-21T02:44:41.084-07:00pemgembangan agribisnis padi <h2>
PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PADI</h2>
<img alt="" class="aligncenter" src="http://media.vivanews.com/images/2009/01/05/62280_seorang_petani_tengah_menata_hasil_padi_panenannya.jpg" /><br />
<table border="0" style="text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS:<br />
Padi</span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">Beras
merupakan komoditas strategis berperan penting dalam perekonomian dan
ketahanan pangan nasional, dan menjadi basis utama dalam revitalisiasi
pertanian ke depan. Sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk,
kebutuhan beras dalam periode 2005-2025 diproyeksikan masih akan terus
meningkat. Kalau pada tahun 2005 kebutuhan beras setara 52,8 juta ton
gabah kering giling (GKG), maka pada tahun 2025 kebutuhan tersebut
diproyeksikan sebesar 65,9 juta ton GKG.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">Pemerintah
berkeinginan mempertahankan swasembada beras secara berkelanjutan.
Peningkatan produktivitas padi 1,5% per tahun dengan indeks panen 1,52
diperkirakan dapat mempertahankan swasembada beras hingga tahun 2025.
Untuk mencapai sasaran tersebut Badan Penelitian dan Pengembangan
(Litbang) Pertanian telah dan akan menghasilkan varietas unggul padi
hibrida dan padi tipe baru. Varietas-varietas unggul yang berdaya hasil
tinggi ini diharapkan dapat diaktualisasikan potensi genetiknya melalui
pengembangan teknologi budi daya dengan pendekatan Pengelolaan </span></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">Tanaman
dan Sumberdaya Terpadu (PTT).</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"></span></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img alt="" class="aligncenter" src="http://4.bp.blogspot.com/_YniKlbPh29k/Sa3ON8plA7I/AAAAAAAADaU/59jk81zqkQs/s400/birumuh_padi_ripen3.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;"></span></div>
</td>
<td><br /></td>
</tr>
<tr>
<td colspan="2" style="text-align: center;"><span style="color: purple;">Strategi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan produksi padi nasional adalah: (1) mendorong sinergi antarsubsistem agri-bisnis; (2) meningkatkan akses petani terhadap sumberdaya, modal, teknologi, dan pasar; (3) mendorong peningkatan produktivitas melalui inovasi baru; (4) memberikan insentif berusaha; (5) men-dorong diversifikasi produksi; (6) mendorong partisipasi aktif seluruh stakeholder; (7) pemberdayaan petani dan masyarakat; (8) pengem-bangan
kelembagaan (kelembagaan produksi dan penanganan pascapanen, irigasi,
koperasi, lumbung pangan desa, keuangan dan penyuluhan).</span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">Kebijakan pengembangan padi diarahkan pada: (1) pembangun-an
dan pengembangan kawasan agribisnis padi yang modern, tangguh, dan
pemberian jaminan kehidupan yang lebih baik bagi petani; (2) peningkatan efisiensi usahatani melalui inovasi unggul dan berdaya saing; (3)
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, efisien dan
produktif serta berkelanjutan yang dapat mendukung ketahanan ekonomi
dan pelestarian lingkungan; (4) pemberdayaan
petani dan masyarakat pedesaan; dan (5) pengembangan kelembagaan dan
kemitraan yang modern, tangguh, efisien, dan produktif.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">Program yang dicanangkan meliputi (1) pengembangan sarana dan prasarana, (2) pengembangan sistem perbenihan, (3) akselerasi peningkatan produktivitas (intensifikasi), (4) perluasan areal tanam (ekstensifikasi), (5) pengembangan sistem perlindungan, (6) peng-olahan dan pemasaran hasil, (7) pengembangan kelembagaan, dan (8) pemantapan manajemen pembangunan pertanian.</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple;">Upaya
peningkatan produksi padi guna mempertahankan swa-sembada sampai tahun
2025 membutuhkan iUpaya peningkatan produksi padi guna mempertahankan
swa-sembada sampai tahun 2025 membutuhkan investasi sebesar Rp.85,4
trilyun untuk pengembangan dan perluasan adopsi teknologi (varietas dan
pendekatan budidaya). Dukungan kebijakan pemerintah terhadap pelaku
agribisnis padi, baik masyarakat (petani) maupun swasta, akan
mempercepat upaya peningkatan investasi.</span></div>
</td></tr>
</tbody></table>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-74358577252451675882012-12-06T21:11:00.004-08:002013-03-21T02:45:31.099-07:00<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="navbar section" id="navbar" style="text-align: justify;">
<div class="widget Navbar" id="Navbar1">
</div>
</div>
<div class="content" style="text-align: justify;">
<div class="content-outer" style="text-align: justify;">
<div class="content-cap-top cap-top" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="fauxborder-left content-fauxborder-left" style="text-align: justify;">
<div class="content-inner">
<br />
<header>
<div class="date-outer">
<div class="header-cap-top cap-top">
</div>
<br />
<div class="date-posts">
<div class="post-outer">
<div class="widget HTML" id="HTML1">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4337011229305623894" name="2876476379312851837"></a>
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name" style="text-align: center;">
Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-2876476379312851837" itemprop="description articleBody">
<span style="font-family: inherit;"></span><br />
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit; font-size: 14pt; line-height: 115%;">Kontribusi
Sektor Pertanian Bagi Pembangunan Ekonomi di Indonesia</span></b><br />
<b><span style="font-family: inherit; font-size: 14pt; line-height: 115%;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sektor Pertanian menurut <span lang="DE">Kuznets memiliki empat kontribusi penting bagi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi nasional, diantaranya :</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kontribusi produk : penyediaan makanan bagi masyarakat,
penyediaan bahan baku bagi beberapa industri seperti industri makanan, minuman,
dan industri tekstil.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kontribusi pasar : terbentuknya pasar untuk beberapa bahan
industry dan makanan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kontribusi faktor produksi : menyebabkan turunnya peranan
pertanian di pembangunan ekonomi yang akan berpengaruh terhadap transfer
surplus modal dari sektor pertanian ke sektor lain.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kontribusi devisa : ekspor produk pertanian dan produk
pertanian yang menggantikan produk impor akan menjadi sumber penting bagi
surplus Neraca Perdagangan.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Kontribusi Produk</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dalam sistem ekonomi terbuka, kontribusi produk dari sektor
pertanian dapat melalui pasar atau pun produksi dengan sektor lain diluar
sektor pertanian.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dari segi pasar, Indonesia lebih di dominasi oleh produk
pertanian Import, seperti buah, beras , bahkan daging.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sedangkan dari segi produksi, beberapa industri kelapa sawit
dan rotan di Indonesia mengalami kesulitan mencari bahan baku karena sebagian
besar bahan baku tersebut di jual ke luar negeri dengan harga yang lebih tinggi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Kontribusi Pasar</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sektor pertanian turut berperan dalam pertumbuhan pasar domestik
produk non pertanian ,misalnya pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk,
pestisida, dll) dan produk konsumsi (makanan, pakaian).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Keberhasilan kontribusi pasar dari sektor pertanian ke
sektor non pertanian bergantung kepada pengaruh keterbukaan ekonomi dan jenis
teknologi sektor pertanian .</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Keterbukaan ekonomi membuat produk impor turut bersaing di
pasar sektor non pertanian sehingga konsumsi yang tinggi dari petani tidak
menjamin pertumbuhan yang tinggi di sektor non pertanian. Selain itu, semakin
modern teknologi yang digunakan oleh sektor pertanian maka akan semakin tinggi
juga demand produk industri non pertanian.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Kontribusi Faktor Produksi</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Tenaga kerja dan Modal merupakan dua faktor produksi yang
dapat dialihkan ke sektor lain tanpa mengurangi volume produksi pertanian.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Di Indonesia hubungan investasi antara sektor pertanian dan
sektor non pertanian harus ditingkatkan agar dapat mengurangi ketergantungan
Indonesia pada pinjaman luar negeri. Untuk dapat merealisasikan hal ini , harus
ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke sektor lain.<span style="line-height: 115%;">
hal ini juga tergantung kepada faktor penawaran yaitu teknologi, infrastruktur
dan sumber daya manusia dan juga faktor
permintaan seperti </span><span style="line-height: 115%;">nilai tukar produk pertanian
dan non pertanian baik di pasar domestik dan luar negeri. Petani juga harus</span><span lang="DE" style="line-height: 115%;"> net savers</span><span style="line-height: 115%;">,</span><span lang="DE" style="line-height: 115%;"> pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi.Tabungan petani > investasi
sektor pertanian.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;"><b>Kontribusi Devisa</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Kontribusi devisa oleh sektor
pertanian secara langsung yaitu melaui ekspor produk pertanian dan mengurangi
impor. Sedangkan secara tidak langsung dapat melalui peningkatan ekspor dan
pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan, minuman,
dll.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Kontribusi produk dan kontribusi
devisa juga dapat mengalami kontradiksi ketika peningkatan</span><span style="line-height: 115%;"> ekspor produk pertanian </span><span lang="DE" style="line-height: 115%;">menyebabkan suplai dalam negari kurang dan disuplai dari produk impor. </span><span style="line-height: 115%;">Peningkatan ekspor</span><span style="line-height: 115%;">
</span><span style="line-height: 115%;">produk
pertanian berakibat negatif terhadap pasokan pasar dalam negeri. Untuk mencegah hal
tersebut terjadi harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi serta
peningkatan daya saing produk-produk pertanian.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="font-size: 18pt; line-height: 115%;"> </span></b><span lang="DE" style="line-height: 115%;"><span style="font-size: medium;"><b>Sektor
Pertanian di Indonesia</b></span></span></span><br />
<span lang="DE" style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit; font-size: medium;"><b><br /></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Tantangan untuk Indonesia di era
globalisasi sekarang ini masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana
mewujudkan pemerataan kesejahteraan bagi penduduk. Jumlah penduduk di Indonesia
semakin lama semakin meningkat, hal ini
menjadi pertimbangan utama pemerintah pusat dan daerah, sehingga arah
perekonomian Indonesia dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya.</span> <span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Berdasarkan pertimbangan ini, maka
sektor pertanian menjadi salah satu sektor terpenting dalam struktur
perekonomian Indonesia. Sayangnya, sektor pertanian di Indonesia masih
mengalami banyak permasalahan terutama dalam meningkatkan jumlah produksi
pangan. Permasalahan tersebut banyak terjadi di wilayah pertanian tradisional
Jawa maupun Luar Jawa. Hal ini sebabkan karena semakin berkurangnya lahan yang
dapat digunakan untuk bertani.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Pertambahan jumlah penduduk
menyebabkan kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dan berbagai sarana lainnya
semakin meningkat. Selain itu, Perkembangan industri juga membuat pertanian
beririgasi teknis semakin berkurang dan tingkat produktivitas pertanian per
hektar juga relatif stagnan. Penyebab produktivitas ini adalah karena beberapa waduk dan saluran
irigasi yang perlu diperbaiki, hutan-hutan tropis yang semakin berkurang, serta
siklus cuaca yang tidak menentu karena efek pamanasan global yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap semakin berkurangnya pasokan air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan
pertanian.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Sesuai dengan permasalahan yang kita
hadapi ini, kita akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam
negeri. Sehingga bukan tidak mungkin kelak kita akan begantung pada impor
pangan dari luar negeri. Impor memang menjadi salah satu solusi termudah yang
dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan pangan kita. Namun kita juga harus memikirkan
bagaimana struktur perekonomian Indonesia di masa yang akan datang, dan
bagaimana struktur tenaga kerja yang akan terbentuk berdasarkan arah masa depan
struktur perekonomian Indonesia.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">Struktur tenaga kerja kita sekarang
masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS 2009),
selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan
industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai
2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.</span> <span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan,
asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial
dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini,
sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah
orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan
sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling
tinggi.</span> <span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
Data ini juga menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor tempat
mayoritas tenaga kerja Indonesia memperoleh penghasilan untuk hidup. Untuk
mengatasi permasalahan diatas, ada dua strategi yang dapat ditempuh.</span><span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
</span><span style="line-height: 115%;">Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai
sarana pendukung sektor pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang
dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan
bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan sumber daya yang
memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu
dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk
tetap mempertahankan usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini
akan semakin banyak tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor
lain yang insentifnya lebih menarik.<br />
<br />
Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi
sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini
juga merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor
perdagangan, hotel, dan restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung
seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi
pertumbuhan di sektor ini.<br />
<br />
Struktur perekonomian Indonesia sekarang adalah refleksi dari arah perekonomian
yang dilakukan di masa lalu. Era orde baru dan era reformasi juga telah
menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi sektor penting yang membuka
banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia. Sektor pertanian juga
menyediakan pangan bagi masyarakat Indonesia.</span> <span style="line-height: 115%;"><br />
<br />
Saat ini kita mempunyai kesempatan untuk mempersiapkan kebijakan yang dapat
membentuk struktur perekonomian Indonesia di masa depan. Namun, beberapa permasalahan
yang dihadapi sektor pertanian di masa ini perlu segera dibenahi, sehingga kita
dapat meneruskan hasil dari kebijakan perekonomian Indonesia yang sudah
dibangun puluhan tahun lalu, dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
sampai saat sekarang ini.<br />
<br />
</span><span style="font-size: 18pt; line-height: 115%;"><b>Upaya Membangun Pertanian
Indonesia yang Tangguh</b>
<br />
</span><span style="line-height: 115%;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Permasalahan
Pokok yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah berupa akses modal atau
investasi yang dimiliki oleh para petani. Masalah tersebut menyebabkan petani
tidak mampu memanfaatkan berbagai sarana produksi unggul termasuk kemajuan
teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan mereka.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Investasi
di bidang pertanian yang mesti diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat petani adalah hal yang
penting. Dengan demikian, perlu dilakukan reorientasi kebijakan karena sampai
saat ini pembangunan di sektor pertanian masih banyak yang belum menjangkau
khususnya petani kecil. Kebijakan baik investasi maupun subsidi dan pembiayaan
petani perlu dirumuskan kembali agar lebih berpihak kepada petani kecil untuk
dapat meningkatkan kesejahteraannya. Subsidi yang diharapkan adalah yang
mengarah pada subsidi output, bukan pada subsidi input seperti sekarang yang
dilakukan oleh pemerintah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Investasi
mengandung arti suatu pengeluaran yang ditujukan untuk meningkatkan atau
mempertahankan stok barang modal. Investasi disektor pertanian memiliki peluang
untuk ditingkatkan dengan berbagai alasan, diantaranya adalah: (1) sektor
pertanian akan terus tumbuh, (2) kekayaan SDA yang dimiliki, (3) pasar
pertanian yang terus dan akan tumbuh baik domestik ataupun internasional yang
akan memberikan insentif bagi para pelaku ekonominya, terutama jika dilihat
Indonesia sebagai produsen produk 4 F (food, feed, fuel, dan fiber).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Upaya
peningkatan investasi di sektor pertanian terutama diarahkan pada pembiayaan
dan perbaikan/pembangunan infrastruktur untuk mendorong peningkatan produksi
dalam negeri, adalah suatu keharusan. Demikian pula penyaluran subsidi
hendaknya menjadi perhatian yang serius, karena subsidi ini rentan terhadap
penyelewengan-penyelewangan akibat tingginya moral hazard.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 115%;">FGD
dan kajian ini diharapkan bukan hanya sebagai wacana belaka, melainkan
dapat mehasilkan suatu rumusan kebijakan yang harus mampu disampaikan kepada
pemerintah sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam upaya membangun
sektor pertanian Indonesia yang tangguh dengan basis masyarakat petani yang
sejahtera</span><span class="apple-converted-space"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></span><span style="font-size: xx-small;"><i><span style="line-height: 115%;">(dep-1:
Lukito Hasta/ss/humasristek)</span></i><span style="line-height: 115%;">.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit; line-height: 115%;">Daftar
Pustaka</span></div>
<div class="MsoNormal">
<u><span style="font-family: inherit;">http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=6344</span></u></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="color: black;"><a href="http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/09/21/upaya-membangun-pertanian-indonesia-yang-tangguh/"><span style="font-family: inherit;">http://feryanto.wk.staff.ipb.ac.id/2010/09/21/upaya-membangun-pertanian-indonesia-yang-tangguh/</span></a></span></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</header><br />
<div class="main-outer">
<div class="fauxborder-left main-fauxborder-left">
<div class="region-inner main-inner">
<div class="columns fauxcolumns">
<div class="columns-inner">
<div class="column-right-outer">
<div class="column-right-inner">
<br />
<aside><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="section-columns columns-2" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr><td class="first columns-cell"><br /></td><td class="columns-cell"><br /></td>
</tr>
</tbody>
</table>
</aside>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="main-cap-bottom cap-bottom">
</div>
</div>
<br />
<br />
<footer>
<div class="footer-outer">
<div class="footer-cap-top cap-top">
</div>
<div class="fauxborder-left footer-fauxborder-left">
<div class="region-inner footer-inner">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="section-columns columns-2" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left;">
<tbody>
<tr>
<td class="first columns-cell"></td>
<td class="columns-cell"></td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div class="foot section" id="footer-3">
<div class="widget Attribution" id="Attribution1">
<div class="widget-content">
</div>
<span class="widget-item-control">
</span>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="footer-cap-bottom cap-bottom">
</div>
</div>
</footer></div>
</div>
<div class="content-cap-bottom cap-bottom" style="text-align: justify;">
</div>
</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-15083858932561310372012-11-26T17:19:00.003-08:002013-03-21T02:46:38.686-07:00PENTINGNYA PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA<h2 style="color: black; text-align: center;">
<span style="color: black;"> </span><a name='more'></a>PENTINGNYA PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA</h2>
<div class="date" style="color: black;">
<br /></div>
<div class="date" style="color: black;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<img alt="" src="http://i495.photobucket.com/albums/rr318/tyashardjanti/nicolas%20kecil/pertanian/pertanian.jpg" /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: left;">
Pertanian
mempunyai kontribusi penting terhadap perekonomian yaitu kontribusi
produk dalam sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan juga
kontribusi pasar. Peran penting lainnya adalah dalam penyediaan
kebutuhan pangan manusia apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah
penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin
meningkat. Di Indonesia sebagai Negara agraris, ada peran tambahan dari
sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
sebagian besar sekarang berada di bawah garis kemiskinan. Menurut BPS
(Badan Pusat Statistik), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 mencapai
36,147 juta orang, dan 21,265 juta (58,8%) di antaranya bekerja di
sektor pertanian.</div>
<div>
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Menurunnya
tingkat kontribusi sektor pertanian terhadap PDB dan adanya ancaman
kerawanan pangan yang disertai dengan ancaman ketergantungan terhadap
pangan impor <i>(food trap)</i>
serta masih banyaknya petani yang masih berada dibawah garis kemiskinan
maka perubahan menuju yang lebih baik malalui pembangunan pertanian
sangat diperlukan. Hakikat dari pembangunan adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakat sehingga dalam pembangunan harus berlandaskan
pada pemerataan. Jadi bukan masalah peningkatan materi sebagai tujuan
yang pertama dan terutama. Demikian juga dalam pembangunan pertanian,
yang pertama-tama adalah bukan masalah peningkatan produksi pertanian
melainkan upaya pembebasan manusia petani, dan termasuk di dalamnya
adalah peningkatan kesejahteraan pada umumnya. Peningkatan produksi
pertanian menjadi faktor yang ada di dalamnya dan hasil yang
mengikutinya.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b>Peran Pertanian dalam Sektor Ekonomi</b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b><img alt="" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:LP3F8qBR7rqm5M::hagemman.wordpress.com/files/2009/11/01pertanian-kita-dalam-peta-dunia-01.jpg&t=1&h=263&w=192&usg=__Ssw6VjovksIZiaKq-vQqSBblro4=" /></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Selama
periode sepuluh tahun terakhir kontribusi pertanian terhadap pendapatan
nasional atau PDB Indonesia mengalami penurunan dari sekitar 50% pada
tahun 60-an menjadi 20,2% pada tahun 1997. Pada tahun 1998 kontribusi
sector pertanian terhadap pendapatan PDB secara absolute masih menurun,
walaupun sector pertanian merupakan satu-satunya sector ekonomi yang
mengalami pertumbuhan (0,26%), diantara perpaduan seluruh sector ekonomi
yang mencapai minus 14%.(<b>data kontribusi pertanian-PDB)</b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Sebelum
krisis ekonomi berlangsung, pertumbuhan sector pertanian secara umum
juga tidak secerah sector-sektor perekonomian lainnya, yaitu tidak lebih
dari 3% pertahun selama pelita V khususnya, sangat jauh jika
dibandingkan dengan sector industri yang mengalami pertumbuhan sampai 2
digit. Pada tahun 1996, pertumbuhan sector pertanian juga masih berkisar
3% pertahun, sedangkan pada tahun 1997 sektor pertanian juga masih
belum mengalami lonjakan pertumbuhan yang berarti atau tumbuh tidak
sampai mencapai 3% (Arifin, 2001).</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Teori
ekonomi pembangunan modern umumnya sepakat bahwa semakin berkembang
suatu Negara, maka akan semakin kecil kontribusi sector pertanian atau
sector tradisional dalam PDB. Jika pendapatan meningkat, maka proporsi
pengeluaran terhadap bahan makanan akan semakin menurun. Dalam istilah
ekonomi, elastisitas permintaan terhadap makanan semakin kecil dari satu
atau tidak elastis <i>(inelastic)</i>.
Karena fungsi sector pertanian yang paling penting dalah untuk
menyediakan bahan-bahan makanan, maka peningkatan terhadap bahan makanan
tidaklah sebesar permintaan terhadap barang-barang hasil industri dan
jasa. Dengan sendirinya kontribusi sector pertanian terhadap PDB akan
semakin kecil dengan semakin besarnya tingkat pendapatan pada sector
non-pertanian. Secara sederhana dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Keterangan:</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
P = Net produk nasional</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Pa = Net produk Pertanian</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Pna = Net produk non-pertanian</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Sebagai
upaya untuk meningkatkan kontribusi sector pertanian dalam PDB khususnya
dan gairah perekonomian pada umumnya, pemerintah harus mampu
menciptakan integrasi kebijakan industrialisasi nasional yang berbasis
pada pertanian. Kebijakan yang lebih memilih berpihak pada sector
industri dengan mengabaikan integrasi antara industri dan pertanian
harus diubah. Pengambil kebijakan selama ini menganggap bahwa
pembangunan adalah identik dengan pertumbuhan ekonomi sehingga kebijakan
yang diambil juga, menurut Lypton dalam Momose (2001), adalah bias
perkotaan yang dicirikan: 1) mempriorotaskan industri daripada
pertanian, 2) pengalokasian sumberdaya yang lebih besar ke masyarakat
kota daripada masyarakat desa, 3) memprioritaskan industri daripada
pertanian.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Sebagai
Negara agraris seharusnya sector pertanian diprioritaskan lebih dulu,
jika industrialisasi akan dilakukan. Keberhasilan sector industri
tergantung dari suatu pembangunan pertanian yang dapat menjadi landasan
pertumbuhan ekonomi. Menurut rahardjo (1990) ada dua alasan mengapa
sector pertanian harus dibangun terlebih dahulu:</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
1. barang-barang
hasil industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat petani yang
merupakan mayoritas penduduk Indonesia, maka pendapatan mereka perlu
ditingkatkan melalui pembangunan pertanian.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
2. Industri
juga membutuhkan bahan mentah yang berasal dari sector pertanian dan
karena itu produksi hasil pertanian menjadi basis bagi pertumbuhan
industri itu sendiri.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Alasan kedua
diatas dapat memberikan petunjuk bahwa industri yang cocok untuk Negara
agraris adalah industri yang berbasis pada pertanian atau
agroindustri. Masing-masing industri harus mempunyai keterkaitan antara
hulu sampai ke hilir.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Kenyataan sekarang ini dari ketiga subsistem yang ada – hulu (penyedia sarana produksi, <i>onfarm</i>/
(usahatani), dan hilir (pengolah hasil)- dalam semua subsektor komoditi
berjalan tersekat-sekat. Maing-masing berjalan sendiri-sendiri dan
memikirkan keuntungan sendiri. Sebagai pihak yang lemah petani sering
menjadi objek eksploitasi dari subsistem hulu dan hilir.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Contoh
kasus, produk pertanian sering ditolak atau dihargai murah oleh industri
pengolahan hasil pertanian dengan alas an kandungan pestisida yang
tinggi atau lasan lain semisal tidak terpenuhinya kualitas. Pada kasus
pestisida sebenarnya sector hulu juga berperan dalam mendorong petani
menggunakan pestisida, bagaimana mereka mempromosikan produksnya untuk
digunakan dalam pemberantasan hama penyakit tanaman.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b>Kebutuhan Pangan di Indonesia.</b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b><img alt="" src="http://www.productsdb.com/images/logo/640_palm-oil-good-1.jpg" /></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Dalam soal
kecukupan pangan Indonesia masih cukup beruntung. Hingga kini belum ada
kasus kelaparan yang meluas-kalaupun ada masih dalam sekala kecil
meskipun kadang-kadang para aparatur pemerintah setempat tidak
mengakuinya. Tidak seperti di sejumlah Negara di sub Sahara Afrika dan
Asia lainnya yang penduduknya kesulitan mendapatkan pangan. Tetapi
keadaan Indonesia bukanlah akan selamanya aman-aman saja. Ancaman
kesulitan untuk mendapatkan pangan suatu saat bisa terjadi. Hal ini
dapat diprediksikan dengan adanya sejumlah fakta seperti pada tahun 1999
impor gandum mencapai 3,5 juta ton, jagung 1,2 juta ton, beras 5 juta
ton, kedelai 1,2 juta ton, gula pasir 1,7 juta ton dan berbagai produk
lainnya seperti sayur, buah-buahan serta daging dari tahun ke tahun
angka impor terus naik (kompas, 2001). Impor pangan ini diperkirakan
akan semakin besar karena jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Tabel 1. Perkembangan Konsumsi Pangan <b>(update)</b></div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="color: black; text-align: justify;">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="190"><b>Komoditas</b></td>
<td valign="top" width="197"><b>Kebutuhan Nasional</b></td>
<td valign="top" width="197"><b>Produksi Dalam Negeri</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="190">Beras
Daging<br />
Telur<br />
Susu<br />
Gula<br />
Ayam</td>
<td valign="top" width="197">36 juta ton
6 juta ton<br />
36 milyar butir<br />
4,8 milyar liter<br />
10 juta ton<br />
3,2 juta ton</td>
<td valign="top" width="197">29 juta ton
2, 2 juta ton<br />
12,6 milyar butir<br />
1,2 milyar liter<br />
1,9 juta ton<br />
0,75 juta ton</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Sumber: HKTI dalam Kompas, 16 Oktober 2001</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Bila tidak
ada upaya penanganan maka deficit pangan akan berlanjut dan bukan tidak
mungkin kelaparan akan terjadi dimana-mana. Dalam upaya untuk mencukupi
kebutuhan pangan nasional selama ini pemerintah cenderung mengandalkan
pangan impor. Produk pangan dari luar negeri masuk dengan harga murah
karena adanya subsidi yang besar bagi petani di Negara maju. Sebagai
contoh, Negara-negara yang tergabung dalam <i>Organization for Economic Corporation and Development</i>
(OECD) menyediakan subsidi hingga 327 milyar dollar AS. Nilai ini sama
dengan dua kali dari ekspor produk pertanian dari Negara berkembang atau
limabelas kali dari produk domestic bruto sector pertanian Indonesia
(Kompas, 16 oktober 2001). Ditambah lagi dengan adanya kebijakan
pemerintah yang membebaskan bea masuk terhadap beberapa komoditas
seperti gula dan beras. Membanjirnya produk pangan luar negeri sungguh
sangat merugikan petani dan menguntungkan pedagang. Kehidupan petani
semakin terpurukkarena produk local mempunyai biaya produksi yang tinggi
dan tanpa subsidi (subsidi pupuk dicabut).</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b>Kemiskinan dan Petani</b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Kemiskinan
merupakan masalah utama yang dihadapi oleh Negara-negara berkembang dan
ini tidak bisa dipisahkan dengan masalah pembangunan pertanian dan
pedesaan karena sebagian besar penduduknya tinggal di pedesaan yang
basis perekonomiannya adalah pertanian. Indonesia hampir 60% penduduknya
adalah petani sehingga kesejahteraan petani menjadi indicator
sejahteranya mayoritas rakyat Indonesia. Begitu sebaliknya, keprihatinan
petani adalah keprihatinan bagian terbesar rakyat Indonesia.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Jumlah dan
persentase penduduk miskin pada periode 1996-2005 berfluktuasi dari
tahun ke tahun meskipun terlihat adanya kecenderungan menurun pada
periode</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
2000-2005
(Tabel 2). Pada periode 1996-1999 jumlah penduduk miskin meningkat
sebesar 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada
tahun 1996 menjadi 47,97 juta pada tahun 1999. Persentase penduduk
miskin meningkat dari 17,47 persen menjadi 23,43 persen pada periode
yang sama.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Pada periode
1999-2002 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 9,57 juta,
yaitu dari 47,97 juta pada tahun 1999 menjadi 38,40 juta pada tahun
2002. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin
dari 23,43 persen pada tahun 1999 menjadi 18,20 persen pada tahun 2002.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Penurunan
jumlah penduduk miskin juga terjadi pada periode 2002-2005 sebesar 3,3
juta, yaitu dari 38,40 juta pada tahun 2002 menjadi 35,10 juta pada
tahun 2005. Persentase penduduk miskin turun dari 18,20 persen pada
tahun 2002 menjadi 15,97 persen pada tahun 2005.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b> </b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b>Tabel 2. </b>Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Menurut Daerah, 1996-2005</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="color: black; text-align: justify;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" valign="top" width="56"><b>Tahun</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="232"><b>Jumlah Penduduk Miskin (Juta)</b></td>
<td colspan="3" valign="top" width="223"><b>Persentase Penduduk Miskin</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="56"><b>Kota</b></td>
<td valign="top" width="60"><b>Desa</b></td>
<td valign="top" width="115"><b>Kota + Desa</b></td>
<td valign="top" width="60"><b>Kota</b></td>
<td valign="top" width="56"><b>Desa</b></td>
<td valign="top" width="108"><b>Kota + Desa</b></td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="56">1996
1998<br />
1999<br />
2000<br />
2001<br />
2002<br />
2003<br />
2004<br />
2005</td>
<td valign="top" width="56">9.47
17.60<br />
15.64<br />
12.30<br />
8.60<br />
13.30<br />
12.20<br />
11.40<br />
12.40</td>
<td valign="top" width="60">24.59
31.90<br />
32.33<br />
26.40<br />
29.30<br />
25.10<br />
25.10<br />
24.80<br />
22.70</td>
<td valign="top" width="115">34.01
49.50<br />
47.97<br />
38.70<br />
37.90<br />
38.40<br />
37.30<br />
36.10<br />
35.10</td>
<td valign="top" width="60">13.39
21.92<br />
19.41<br />
14.60<br />
9.76<br />
14.46<br />
13.57<br />
12.13<br />
11.37</td>
<td valign="top" width="56">19.78
25.72<br />
26.03<br />
22.38<br />
24.84<br />
21.10<br />
20.23<br />
20.11<br />
19.51</td>
<td valign="top" width="108">17.47
24.23<br />
23.43<br />
19.14<br />
18.41<br />
18.20<br />
17.42<br />
16.66<br />
15.97</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Sumber: BPS, 2006</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Salah satu
indicator yang dapat dijadikan ukuran kesejahteraan pertanian adalah
INTP (Indeks Nilai Tukar Petani). INTP adalah rasio indeks harga yang
diterima petani dari pasar terhadap produksi pertaniannya dengan indeks
harga yang dibayar petani untuk mendapatkan sarana produksi
pertaniannya, dan barang serta jasa yang dikonsumsinya. Jika INTP di
atas 100 dapat diartikan bahwa daya beli masyarakat petani lebih baik
dari tahun dasar atau dengan kata lain tingkat kesejahteraan petani
lebih baik dari tahun dasar. Namun jika di bawah 100, yang terjadi
adalah sebaliknya, kesejahteraan petani makin memprihatinkan dan
cenderung semakin memprihatinkan. Selama januari – September 2005
menunjukkan bahwa INTP baik di Jawa maupun di luar Jawa rata-rata
mengalami penurunan. Bahkan di Jawa INTP berada di bawah 100.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Masalah
kemiskinan ini tidak dapat dipisahkan dari factor penyebabnya.
Sebagaimana masalah kemiskinan dapat dibedakan menjadi kemiskinan
natural, cultural, dan structural (Baswir, 1997). Kemiskinan natural
adalah kemiskinan yang disebabkan oleh factor-faktor alamiah.
Kemisikinan cultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor
budaya . Sedangkan kemiskinan structural adalah kemiskinan yang
disebabkan factor-faktor buatan manusia seperti distribusi asset
produkstif yang tidak merata, kebijakan ekonomi yang cenderung
menguntungkan kelompok masyarakat tertentu.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Anggapan
yang berlaku umum bahwa kemiskinan petani disebabkan karena mereka
bodoh, malas, banyak anak, mentalitas fatalistic, ataupun karena tanah
yang mereka miliki tidak subur. Kemiskinan mereka dianggap bukan karena
ketidakadilan. Tentu benar jika sebagian orang beranggapan bahwa ada
mentalitas dan budaya tertntu yang menyebabkan kemiskinan mereka. Tetapi
ada sebuah akar kemiskinan petani yang sulit dibantah yaitu
faktor-faktor structural. Mereka menjadi miskin karena menjadi bagian
dari golongan masyarakat. Jelaslah bahwa kemiskinan petani bukan karena
datang dengan sendirinya tetapi akibat dari struktur social yang
menentukan kehidupan golongan mereka. Pearse dalam Soetomo (1997)
mengungkapkan:</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
1. Petani
kecil merupakan kelompok marginal karena keikutsertaannya dalam system
social yang telah meletakkan mereka sebagai elemen yang dibuat
bergantung tak berdaya sepenuhnya (<i>a dependent powerless element)</i>.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
2. pilihan-pilihan petani ditentukan oleh pihak-pihak diluar petani.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
3. petani
terasing dari jaringan informasi actual mengingat keterbatasan
kemampuan kognitif mereka, system transportasi yang belum sempurna, dan
perbedaan cultural serta posisi inferior dalam nteraksi pasar.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Menurut
Krisnamurti (2001), kemiskinan petani karena politik ekonomi pertanian
sekian lama menempakan pertanian di kelas dua. Belum lagi hak-hak petani
tidak pernah dilindungi, konservasi lahan terus terjadi, infrastruktur
irigasi diserobot untuk kepentingan nonpertanian.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Pemerintah
dengan pola yang tidak berubah merangsang petani untuk memproduksi beras
dengan jalan menaikkan harga dasar gabah. Dari tahun ke tahun memang
harga dasar gabah dianaikkan,tetapi kenaikan harga dasar gabah tidak
begitu berpengaruh juga karena setiap kenaikan harga dasar gabah juga
diikuti naiknya pupuk urea. Seperti terlihat pada table 3</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
.</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Tabel 3. perkembangan harga dasar gabah dan harga urea tahun 1984-2005</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="color: black; text-align: justify;">
<tbody>
<tr>
<td valign="top" width="140">Tahun</td>
<td valign="top" width="148">Padi</td>
<td valign="top" width="148">Urea</td>
<td valign="top" width="148">Rasio</td>
</tr>
<tr>
<td valign="top" width="140">1984-1986
1989/90<br />
1996/97<br />
1997/98<br />
1998/99<br />
1999/2000<br />
2000/2001<br />
2001/2002<br />
2002/2003<br />
2003/2004<br />
2004/2005</td>
<td valign="top" width="148">70
230<br />
450<br />
525<br />
1000<br />
1500<br />
1500<br />
1500<br />
1500<br />
1725<br />
1725</td>
<td valign="top" width="148">100
180<br />
330<br />
400<br />
450<br />
1115<br />
1150<br />
1150<br />
1050<br />
1050<br />
1050</td>
<td valign="top" width="148">0.70
1.28<br />
1.36<br />
1.31<br />
2.22<br />
1.35<br />
1.30<br />
1.30<br />
1.43<br />
1.64<br />
1.64</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Sumber: APPI, 2006</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Fenomena
tersebut jelas bahwa mekanisme perbaikan taraf hidup petani belum
berlangsung baik karena disatu sisi harga dasar gabah naik namun di sisi
lain harga pupuk juga naik. Belum lagi petani harus berhadapan dnegan
melinjaknya harga bahan makanan dan barang kebutuhan lain yang bergerak
begitu cepat di pasaran.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-63749262999036706282012-11-26T17:12:00.003-08:002013-03-21T02:47:39.850-07:00PENTINGNYA PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA<div style="text-align: center;">
<h2 style="color: black; text-align: center;">
PENTINGNYA PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA</h2>
</div>
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"> Sektor pertanian merupakan sektor
yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian
nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian
secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari
proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan
bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak
terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada
kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat
banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita
tergantung padanya. </span><br />
<a name='more'></a><br />
<span style="font-size: x-small;">Perjalanan
pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat
menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan
petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Pembangunan pertanian
di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional.
Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di
Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya
Alam yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang
cukup besar, besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk
Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam
penyediaan pangan masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan.
Potensi pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai
saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk
golongan miskin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu
bukan saja kurang memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor
pertanian keseluruhan.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pembangunan
pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya
terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta
pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia
sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala
kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih
sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya
lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga
menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi),
(g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar
komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh
pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang
merugikan petani. Selain itu, masih ditambah lagi dengan
permasalahan-permasalahan yang menghambat pembangunan pertanian di
Indonesia seperti pembaruan agraria (konversi lahan pertanian menjadi
lahan non pertanian) yang semakin tidak terkendali lagi, kurangnya
penyediaan benih bermutu bagi petani, kelangkaan pupuk pada saat musim
tanam datang, swasembada beras yang tidak meningkatkan kesejahteraan
petani dan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Petani, menuntut pemerintah
untuk dapat lebih serius lagi dalam upaya penyelesaian masalah
pertanian di Indonesia demi terwujudnya pembangunan pertanian Indonesia
yang lebih maju demi tercapainya kesejahteraan masyarakat Indonesia.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Pembangunan
pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada
tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang
mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan
pemberdayaan petani. Disamping itu, dihadapkan pula pada tantangan untuk
mengantisipasi perubahan tatanan dunia yang mengarah pada globalisasi
dunia. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja
dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing
tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta
pemberdayaan masyarakat. Ketiga tantangan tersebut menjadi sebuah kerja
keras bagi kita semua apabila menginginkan pertanian kita dapat menjadi
pendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat menjadi motor
penggerak pembangunan bangsa. Di bawah ini terdapat beberapa
rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari
pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam
Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi
pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut: </span><br />
<ol>
<li><span style="font-size: x-small;">Optimalisasi
program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut
pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah
lingkungan.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang. </span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Penguatan
sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program
insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan
jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan
industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah
akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Indonesia harus mampu keluar dari WTO dan segala bentuk perdagangan bebas dunia pada tahun 2014.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Perbaikan
infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang
berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal
hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Memposisikan
pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan
perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Mewujudkan segera reforma agraria.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Perimbangan
muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan
konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh
media massa yang ada.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Bimbingan
lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui
penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa
pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill,
entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan
pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara
dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu
penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian,
pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi
muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi,
minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan
generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan
kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti
olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp,
dan lain-lain.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Membrantas mafia-mafia pertanian. </span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Melibatkan
mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan
bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam
kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program
kemahasiswaan.</span></li>
</ol>
<span style="font-size: x-small;">Banyak
hal yang harus kita lakukan dalam mengembangkan pertanian pada masa
yang akan datang. Kesejahteraan petani dan keluarganya merupakan tujuan
utama yang menjadi prioritas dalam melakukan program apapun. Tentu hal
itu tidak boleh hanya menguntungkan satu golongan saja namun diarahkan
untuk mencapai pondasi yang kuat pada pembangunan nasional. Pembangunan
adalah penciptaan sistem dan tata nilai yang lebih baik hingga terjadi
keadilan dan tingkat kesejahteraan yang tinggi. Pembangunan pertanian
harus mengantisipasi tantangan demokratisasi dan globalisasi untuk dapat
menciptakan sistem yang adil. Selain itu harus diarahkan untuk
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, khususnya petani melalui
pembangunan sistem pertanian dan usaha pertanian yang kuat dan mapan.
Dimana Sistem tersebut harus dapat berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan desentralistik. @diperoleh dari berbagai sumber).</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><b>Kriteria Menteri Pertanian Indonesia</b></span><br />
<ol>
<li><span style="font-size: x-small;">Berlatar belakang pendidikan pertanian serta menguasai ilmu pertanian terapan dan teknis.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Berani turun secara langsung kelapangan melihat kondisi permasalahan pertanian di Indonesia.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Mampu menjadikan pertanian sebagai leading sector perekonomian bangsa.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Bersedia
berkomunikasi dan bekerjasama serta mengikutsertakan petani, mahasiswa,
institusi, dan instansi pertanian dalam pengambilan kebijakan.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Membuat dan mampu mengawal kebijakan-kebijakan yang berpihak pada upaya pembangunan pertanian dan kepentingan petani.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Berpengalaman dan berdedikasi di bidang pertanian.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Memiliki track record yang baik (tidak pernah terlibat kasus hukum).</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Loyal terhadap pemerintah dan NKRI.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Mewujudkan program wilayah bebas korupsi (wbk) di Departemen Pertanian.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Berani bertindak cepat dan tepat dalam mengambil keputusan untuk kemajuan pertanian Indonesia.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Mampu mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia pada tahun 2014.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Berani membuat program peningkatan kesejahteraan untuk petani.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;">Berani
membuat kebijakan bersama dengan Departemen Pendidikan Nasional agar
dunia pendidikan pertanian lebih diperhatikan dan maju.</span></li>
</ol>
<span style="font-size: x-small;"><b>DEKLARASI BANTEN</b></span><br />
<span style="font-size: x-small;">Setelah
mendengar, melihat, merasakan dan memperhatikan secara seksama mengenai
permasalahan, perkembangan dan pembangunan pertanian di Indonesia serta
kaitannya dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat tani dan
kesejahteraannya yang dapat dikatakan belum maksimal.</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Maka
dengan ini, kami dari mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung
dalam ISMPI (Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia), FKK HIMAGRI
(Forum Komunikasi dan Kerjasama Himpunan Mahasiswa Agronomi Indonesia),
HMPTI (Himpunan Mahasiswa Perlindungan Tanaman Indonesia), POPMASEPI
(Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian
Indonesia), FOKUS HIMITI (Forum Komunikasi Himpunan Mahasiswa Tanah
Indonesia), IMTPI (Ikatan Mahasiswa Teknologi Pertanian Indonesia) dan
IMATETANI (Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian Indonesia), dengan ini
menyatakan bahwa :</span><br />
<span style="font-size: x-small;">Membentuk
suatu forum yang bernama FKMPI (Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian
Indonesia) sebagai wadah komunikasi dan perjuangan mahasiswa pertanian
Indonesia untuk berkontribusi mencapai pembangunan pertanian Indonesia
yang lebih maju lagi demi terwujudnya Indonesia yang lebih sejahtera</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4337011229305623894.post-19168716035339783682012-11-19T17:33:00.001-08:002013-03-21T02:48:28.067-07:00Pertanian di indonesia <div style="color: black; text-align: justify;">
<b> Sejarah pertanian </b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
Secara umum, pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia
yang meliputi pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
holtikultura, peternakan dan perikanan. Sejarah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" style="color: black;" title="Indonesia">Indonesia</a>
sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor
pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi
dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia<sup>.</sup>
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai
petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting untuk
dikembangkan di negara kita</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<h2>
<span class="mw-headline" id="Bentuk_-_Bentuk_Pertanian_di_Indonesia">Bentuk - Bentuk Pertanian di Indonesia</span></h2>
1.Sawah<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sawah" style="color: black;" title="Sawah">Sawah</a>
adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan
memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan
maupun sawah pasang surut. Yang pada masa sekarang sudah hampir punah<br />
<br />
<br />
2.Tegalan<br />
<a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tegalan" style="color: black;" title="Tegalan">Tegalan</a>
adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan
air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari
lingkungan dalam sekitar rumah.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup>Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rataPada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
<br />
3.Pekarangan<br />
Pekarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah
(biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk
ditanami tanaman pertanian<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan.">.</span></sup><br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Hasil_-_Hasil_Pertanian_di_Indonesia">Hasil - Hasil Pertanian di Indonesia</span></h2>
1. Agave (Sisal)<br />
Agave merupakan tanaman hias yang mempunyai warna daun hijau muda
bercampur dengan alur menyerupai pita dan bersisik mirip. Tanaman ini
ditemukan pada abad 20.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
Daerah - daerah penghasil agave adalah:<br />
(1). Bukittinggi : Sumatera Barat<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
(2). Deli Serdang : Sumatera Utara<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
(3). Kediri : Jawa Timur<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
(4). Malang : Jawa Timur<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
(5). Minahasa : Sulawesi Utara<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
(6). Mojokerto : Jawa Timur<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
(7). Pontianak : Kalimantan Barat<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
Agave digunakan sebagai bahan pembuat tali.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup> Pabrik tali agave terdapat di Pematang Siantar, Sumatera Utara.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
<br />
2. Avokad<br />
Avokad (<i>Persea Americana</i>) merupakan buah yang memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi manusia.
Kandungan nutrisi dalam satu buah alpukat adalah 95 mg fosfor, 23 mg
kalsium, 1,4 mg zat besi, 9 mg sodium, 1,3 mg potasium, 8,6 mg niacin,
660 I.U. vitamin A, 82 mg vitamin C Daerah penghasil avokad terbanyak terdapat di daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Timur" style="color: black;" title="Kalimantan Timur">Kalimantan Timur</a><span style="color: black;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Selatan" style="color: black;" title="Sulawesi Selatan">Sulawesi Selatan</a><span style="color: black;">, dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sumatera_Barat" style="color: black;" title="Sumatera Barat">Sumatera Barat</a><span style="color: black;">.</span><sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
<br />
3. Bawang<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_merah" style="color: black;" title="Bawang merah">Bawang merah</a><span style="color: black;"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bawang_putih" style="color: black;" title="Bawang putih">bawang putih</a>
merupakan salah satu tanaman sayuran yang menjadi menu pokok hampir
pada semua jenis masakan dengan fungsi sebagai penyedap masakan dan
khasiat bagi manusia. Daerah penghasil bawang banyak terdapat di daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Barat" style="color: black;" title="Kalimantan Barat">Kalimantan Barat</a><span style="color: black;"> dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Selatan" style="color: black;" title="Kalimantan Selatan">Kalimantan Selatan</a><span style="color: black;">.</span><sup class="noprint Inline-Template" style="color: black;"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
<span style="color: black;">
</span>
4. Beras<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Beras" style="color: black;" title="Beras">Beras</a>
berasal dari tanaman padi.Padi adalah sumber bahan makanan pokok rakyat
Indonesia, jadi tanaman ini mempunyai andil yang sangat besar dalam
kehidupan
Daerah - daerah penghasil beras hampir merata di seluruh wilayah
Nusantara, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Sumatera.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
<br />
4. Buncis<br />
Kacang Buncis (<i>Phaseolus Vulgaris L</i>.) berasal dari Amerika, sedangkan kacang buncis tipe tegak (<i>kidney bean</i>) atau kacang jogo adalah tanaman asli lembah Tahuacan-Meksiko.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup> Penyebarluasan tanaman buncis dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/16" style="color: black;" title="16">16</a><span style="color: black;">.</span> Daerah pusat penyebaran dimulai di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan.">.</span></sup> Pembudidayaan tanaman buncis di Indonesia telah meluas ke berbagai daerah.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup>
Tahun 1961-1967 luas areal penanaman buncis di Indonesia sekitar 3.200
hektar, tahun 1969-1970 seluas 20.000 hektar dan tahun 1991 mencapai
79.254 hektar dengan produksi 168.829 ton<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan.">]</span></sup>
Peningkatan produksi buncis mempunyai arti penting dalam menunjang
peningkatan gizi masyarakat, sekaligus berdaya guna bagi usaha
mempertahankan kesuburan dan produktivitas tanah.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup>Kacang buncis merupakan salah satu sumber <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Protein" style="color: black;" title="Protein">protein</a> nabati yang murah dan mudah dikembangkan. Daerah penghasil buncis banyak terdapat di daerah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi" style="color: black;" title="Jambi">Jambi</a><span style="color: black;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkulu" style="color: black;" title="Bengkulu">Bengkulu</a><span style="color: black;">, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" style="color: black;" title="Jawa Barat">Jawa Barat</a><span style="color: black;">, dan </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung" style="color: black;" title="Lampung">Lampung</a><sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
<br />
5. Kacang Tanah ( <i>Arachis Hypogeae L</i>.)<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_tanah" style="color: black;" title="Kacang tanah">Kacang tanah</a><span style="color: black;"> yang ada di Indonesia semula berasal dari benua Amerika.</span><sup class="noprint Inline-Template" style="color: black;"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup>
Pemasukan ke Indonesia pertama- tama diperkirakan dibawa oleh
pedagang-pedagang Spanyol, sewaktu melakukan pelayarannya dari Mexico ke
Maluku setelah tabun 1597.
Pada tahun 1863 Holle memasukkan Kacang Tanah dari Inggris dan pada
tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang Tanah dari Mesir
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang
bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan
lain-lain.<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup> Daerah penghasil kacang tanah meliputi daerah DI.Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, NTT, dan DI.Yogyakarta<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup><br />
<br /></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<sup class="noprint Inline-Template"></sup></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<sup class="noprint Inline-Template"></sup></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<sup class="noprint Inline-Template"></sup></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<sup class="noprint Inline-Template"><span style="white-space: nowrap;" title="Kalimat yang diikuti tag ini membutuhkan rujukan."></span></sup></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/07733494096786716145noreply@blogger.com0